“
Pameran DIPONEGORO ”
Solo
Art Exhibition Lanjar Jiwo |
Mengenali
diri , Menggunakan Estetika untuk melakukan Perlawanan.
Oleh
: Yayan Harian Syah S.Sn
Seni
adalah alat revolusi.ini berarti bahwa tiap kerja seni harus bisa
sesuai dengan derapnja revolusi.Sasuai dengan dinamika romantika dan
dialektika revolusi.Sastra dan seni jang perlu kita kembangkan dewasa
ini adalah sastra dan seni jang bisa menanamkan elan perdjoangan jang
menggelora untuk mentjapai masjarakat sosialis Indonesia.Dengan di
djiwai oleh Pantjasila,Manipol/USDEK dan berorientasi terus-menerus
kepada rakjat,maka usaha penginterigasian jang dimaksud pasti
berhasil.
Djakarta
27 Agustus 1964*
Sering
sekali seni digunakan sebagai alat untuk mencapai kekuasaan baik
bersifat politis,ekonomis,sosial dan budaya,serta ilmu
pengetahuan.Para
politisi menggunakan disiplin dalam berkampanye ketika massa PEMILU
(Pemilihan Umum),
Pemilu
umum Kepala Daerah (Pilkada),maupun dalam Pemilihan
Legislatif(Pileg),untuk memperkuat citra diri yang ingin disampaikan
ke masyarakat para politikus
biasanya menggunakan alat atau produk seni
misalkan: Poster,Baliho,Spanduk dll. Pembuatan produk
seni tersebut tentu menggunakan teori-teori
seni terutama seni desain komunikasi Visual. Disadari atau tidak para
politisi
tersebut menggunakan kekuatan seni untuk membungkus kerja-kerja
politiknya,seni
digunakan sebagai alat
untuk mempengaruhi orang
lain,seni
digunakan sebagai media propaganda politik,
seni
digunakan untuk menarik dukungan
dari masyarakat.
Tidak
jarang
juga prinsip Seni Pertunjukan khususnya Teater digunakan sebagai
alat untuk membangun Citra tokoh
politik
di saat-saat pemilihan
umum.
Sering kita lihat
di telivisi
seorang
tokoh
politik
dipeluk ibu-ibu atau nenek-nenek
dari keluarga miskin ketika Tokoh Politik itu tersebut melakukan
kunjungan ke pasar-pasar tradisional,tidak jarang dalam adegan
pemelukan
tokoh
politik
tersebut sang nenek
yang miskin sambil menangis dan penuh
berharap sang tokoh
politik
tersebut mampu membawa perubahan
zaman
yang semakin sulit.Suasana semakin
dramatis ketika kamera foto
dan tv
mengambil adegan
tersebut dan disebarluaskan. Adegan Seperti ini didramatisir
sedemikian rupa dan dengan kesadaran penuh,bahkan
dibuat skenario
oleh tim suksesnya.
Adegan seperti ini sama halnya dengan prinsip atau teori dalam dunia
teater.
Tokoh
Politik yang
ingin dimenangkan tentu sebagai aktor
utama
yang berkarakter sebagai pemimpin penuh Kharismatik dan mampu
membuat Perubahan , nenek-nenek
tua yang memeluk tokoh
politik
tersebut sebagai aktor
yang mewakili Masyarakat yang mengharapkan kesejahteraan.
Adegan seperti ini dipersiapkan dalam rangka
mempengaruhi orang lain yang melihat di sekitar Pasar,dengan harapan
pesan politis
bisa tersampaikan dan terprovokasi pemahamannya
bahwa tokoh
tersebut merupakan harapan masyarakat. Pada prinsipnya
teori ini sama seperti sama halnya ketika sedang menggarap teater
seni.
Selain
itu seni
juga sering
digunakan sebagai alat untuk meraih keuntungan,dalam
Dunia kapital
Seni digunakan sebagai alat untuk memgembalikan modal dan untuk
meraih keuntungan
yang berlipat. Para konsumen
disodorkan dengan kemasan yang kreatif
dan menarik sehingga mutu dari produk
kapital
atau fungsi
dari produk
tersebut tidaklah menjadi hal utama.
Kekuatan seni
desain
mampu membangun Citra produk
kapital
yang berujung
pada penggiringan masyarakat konsumtif.Bayangkan
kalau produk
kapital
tersebut dipromosikan tanpa teori-teori seni desain
,tanpa poster,tanpa
desain
di setiap kemasan,tentu
tidak menarik dan laku
dipasaran.
Persoalan
seni bukanlah persoalan yang Sederhana dan menghias,tetapi memiliki
kekuatan tersendiri terutama dalam membangun citra dan rekayasa.
banyak
pemikir barat mencoba merumuskan persoalan seni.
Plato
mengatakan seni adalah Mimesis atau peniruan terhadap alam.
Walaupun
banyak yang membantah pemikiran ini,banyak juga yang mengamini.
Soedarso Sp mencoba merumuskan seni Modern dalam Buku
"Sejarah Perkembangan Seni Rupa Modern",
bahwa seni modern tidak terbatas oleh kasat mata obyek-obyek
tertentu,ataupun corak dan gaya tertentu,melainkan ditentukan sikap
batin senimannya, dan seni modern tidak terbatas oleh letak
geografisnya karena bersifat universal, Soedarso Sp juga mengatakan
bahwa syarat yang dituntut oleh seni modern adalah kreativitas.
Sedikit senada dengan Alberth Camus dalam buku
"seni adalah pemberontakan" bahwa
kreatifitas menjadi nafas dari karya seni.Karena bagaimanapun seni
membutuhkan kreatifitas dalam proses penciptaan hal-hal yang
baru,dari proses yang lama
ke yang baru
inilah Alberth Camus mengatakan sebuah peristiwa pemberontakan.
Seniman
Persagi S.Sudjojono mengatakan adalah jiwa ketok. Maksudnya adalah
karya seni merupakan cerminan dari jiwa yang melatarbelakangi proses
dialektika material yang tidak terlepas dari nilai-nilai historis.
Seni
sebagai alat perlawanan memiliki sejarahnya sendiri,terutama di
indonesia.Dalam hal ini yang terkristalisasikan dari filsafat
kebudayaan,yaitu
Realisme
sosialis.
Realisme
Sosialis adalah metode berfikir kebudayaan
yang berlandaskan pada filsafat,tepatnya
adalah filsafat Marxis. Gerakan yang membongkar habis kerakusan dan
penindasan kapitalisme
pada budaya
kaum
proletar
juga sebagai pisau
pembedah
yang paling tajam
mengenai perbudakan
umat
manusia.Selain itu,
realisme
sosialis
merupakan keberpihakan
kaum
buruh
untuk membangun kebudayaan
dan perjuangan
kelas.
Karl
marx dan Engels tidak menghasilkan Teori mengenai Seni,apalagi
estetika Marxis.* walau
demikian Beliau banyak memberikan Komentar dan Kritik mengenai
estetika.
Untuk menyelusuri akar filsafat
Marxis dan memperdalam realisme
sosialis
tersebut perlu dilakukan karena memang terkadang Realisme Sosialis
Sering disalah artikan yang berdampak pada pandangan Politik Sempit .
Realisme Sosialis berlandaskan pada Filsafat Marxis yaitu filsafat
Materialisme* dialektika -materialisme-Historis (MDH).Filsafat ini
hasil Pemikiran Karl
marx
dan engels,yang
kemudian oleh karl marx dikembangkan dari pemikiran
Hegel terhadap sejarah
masyarakat umat
manusia.
Revolusi
Boulsevik di Rusia pada
tahun
1917,merupakan sebuah
perubahan
yang mendasar di segala
sektor
baik ekonomi,sosial,politik
dan kebudayaan
yang mengarah kepada
program
Sosialis-Proletar. Vladimir Ilyich Lenin berhasil mengkombinasikan
kepemimpinan
Praksis revolusioner
dengan sumbangan
teoritis
yang
penting
bagi pemahaman
sosialis
tentang Dunia dan bagaimana
merubahnya.
Dua
kontribusi
teoritisnya
yang paling penting adalah tentang Imperialisme dan strategi
revolusioner
di negara-negara
terbelakang
yang di eksploitasi oleh Imperialis.
Imperialisme masih di
dominasi
oleh sistem
yang membaginya dalam dua Pihak, kaya
dan miskin,yang mengeksploitasi dan yang dieksploitasi tidak hanya
antar
bangsa,tetapi
antar bangsa
itu Sendiri. Sistem yang memaksa orang
(kelas
pekerja
atau kelas
Proletariat) untuk bekerja
agar tetap bisa Hidup di bawah kontrol
mereka( kelas
penguasa
atau borjuasi)
yang Memiliki Semua Industri-Industri Kunci.Kelas Penguasa dari
Berbagai Bangsa yang berbeda bersaing untuk mendapatkan Keuntungan
yang lebih
besar
dengan mengeksploitasi yang lainnya
demi Keuntungan. watak
dasar
Sistem imperialisme
inilah yang dianalisis oleh Lenin di tahun
1916*.
Sastrawan
Rusia memaksimalkan ideologi Kebudayaan guna mengawal Revolusi
tersebut, serta
membangun budaya
yang lahir
dari massa-rakyat,yang bukan merupakan budaya
yang di paksakan para pemodal.
Realisme sosialis
di populerkan
pada konggres
sastrawan
Uni Soviet pada Tahun 1934. Salah satu
tokoh
populis
adalah Maxim Gorki menandai dengan karya
yang "Ibunda".Dari karya inilah Maxim Gorki mendapat gelar
sebagai
bapak
realisme
sosialis.
Ada
juga Karya sastrawan
lainnya yaitu Gladkov dan Fadeev yang memperkuat pandangan
tentang Realisme Sosialis. Secara sederhana
realisme
sosialis
merupakan bentuk Penyadaran diri
bahwa Perubahan Sejarah bersandar pada diri
manusia dan bukan pada proses
alamiah,
bentuk
penyadaran
tersebut
melalui pemahaman
dialektika
yang melakukan penyangkalan
atau anti
tesis
atas tesis
yang melahirkan sintetis,
kemudian
sintetis
tersebut akan mendapatkan penyangkalan
kembali
guna
menemukan tesis
yang
baru,begitulah
seterusnya . Proses dialektika
antara seniman
dan lingkungannya.
Seniman yang melakukan kerja-kerja pembebasan
dan penyadaran
massa rakyat.
Realisme sosialis
memiliki semangat
membangun budaya
proletar,sebuah
budaya
yang lahir
dari kelas yang di tindas. Pandangan tersebut memiliki semangat
seperti ini karena Kecenderungan Kebudayaan yang berasal
kelas
borjuasi
sebagai pengendali
System.
Para
pekerja
dan kaum
proletar
terkadang tidak ada waktu membangun budayanya
karena disibukkan oleh pekerjaannya
dan lembur kerja,tetapi banyak juga kaum Proletar berhasil
menciptakan Kebudayaannya sendiri.
Perjuangan massa rakyat
Rusia dalam mewujudkan cita-cita revolusinya
digambarkan oleh para seniman
Moscow dalam berbagai
karya,mengandung
nilai-nilai perjuangan,
estetika,politik
dan ideologi.
Realisme
sosialis
lahir sebagai penerus
tradisi
seni
kritis,yang
merupakan bentuk
baru dari tradisi
Realisme yang berkembang di Eropa. Realisme (Klasik),dalam catatan
George Lukacs,muncul dalam atmosfer
"membuyarnya awan mistisisme,yang pernah mengelilingi fenomena
sastra
dengan warna
dan kehangatan
puitik
serta menciptakan suatu atmosfer
yang akrab dan 'menarik'di sekitarnya"*.
Keberpihakan
terhadap rakyat
pekerja
yang lemah
lebih
merupakan suatu komitmen Sosial,dan bukan
atas dorongan
landasan-landasan yang lebih ilmiah seperti Halnya realisme
sosialis
sebagai
aliran
yang datang
lebih kemudian.
Atau dengan kata lain , realisme
sosialis
mereka bisa dikatakan sebagai realisme
sosialis
" Cikal-Bakal"
yang
masih bersifat realisme
utopis*.
Realisme
sosialis
sesungguhnya
merupakan teori
seni
yang mendasarkan pada
kontemplasi
dialektik
antara Seniman dan lingkungan
sosialnya.
Seniman ditempatkan tidak terpisah dari Lingkungan Tempatnya berada.
Hakikat dari Realisme sosialis
ini bisa dikatakan menempatkan Seni sebagai wahana
'Penyadaran'
bagi
masyarakat untuk menimbulkan keasadaran
akan keberadaan
dirinya sebagai
manusia yang memiliki kebebasan*.
Realisme
sosialis
berbeda seperti yang di pahami
Barat
selama
ini,yang benar
yaitu Realisme sosialis
Sesuai dengan istilahnya menurut tafsiran
para sosialis.
Penegasan ini penting
karena antara Kedua Realisme ini bukan hanya
terdapat pada tafsiran,tetapi
yang lebih
penting untuk di ketahui adalah adanya perbedaan
dalam perkembangannya*
Pada
karya Lanjar Jiwo dengan tegas ingin mengatakan bahwa ekspolitasi
dari imperialisme merupakan salah satu bentuk penindasan
dan mengsengsarakan rakyat. rakyat
dengan struktur masyarakatnya mencoba menggalang kekuatan mobilisasi
massa,Perlawanan ini dilakukan berkaitan dengan eksploitasi hutan
yang berdampak perusakan lingkungan.
Perlawanan
ini merupakan sikap politik massa rakyat dalam menentang penjajahan
negara-negara kolonial.
Pelukis
mencoba memberikan sikap keberpihakanya terhadap massa rakyat yang
tertindas dengan mencoba memberi tanda-tanda pada karya ini,seperti
ditemukan tulisan-tulisan Lawan disekitar massa rakyat,tulisan "
kami menolak penghisapan bumi dan manusia" disekitar pohon yang
sudah ditebang,"save Nusantara- Raya",ada juga tulisan WB
(World Bank) ada sosok setan,dan banyak lagi tanda-tanda sang seniman
terhadap massa rakyat yang tertindas.
Perlawanan
massa
rakyat ini seakan-akan terwakili dengan penggunaan teknis yang
dipakai oleh si seniman.
Pada karya ini seniman
menggunakan
teknis drawing dengan bahan pulpen diatas media
kertas.
mungkinkah
si seniman
ingin mengajak
kepada masyarakat
bahwa perlawanan harus tetap dilakukan walaupun dalam
kondisi yang serba terbatas.
Dengan
minimnya
teknis estetik penggarapan pada karya ini seperti mewakili
kondisi nyata masyarakat
yang termiskinkan
secara
sistematis.
Walau demikian
karya ini sempurna
disebabkan perpaduan ideologi yang bermuara
pada pandangan politik rakyat miskin
senantiasa bergandengan erat dengan tinggi estetika .
Pada
karya ini tegas memisahkan
antara penghisap dan terhisap,
antara obyek eksploitasi dan dengan penyebab eksploitasi,
bahkan sang seniman
mencoba
menawarkan
solusi untuk keluar dari persoalan ini,
yaitu dengan pengorganisiran rakyat menuju
pembebasan
nasional.
Setidaknya karya ini cukup
provokatif
dalam
memprogandakan
penghisapan Imperialisme
terhadap negara dunia ketiga.
Mengutip
yang dikatakan Jim Supangat* mengenai karya
S.Sudjojono bahwa tidak hanya mempertahankan modernitas tapi juga
keindonesiaan.
Senada
dengan kalimat
tersebut karya
Lanjar Jiwo mendekati hal itu terutama semangat
perlawanan
dan realitas
sosialnya.
Kalau
dilihat lebih Jauh lagi bahwa proses
berkarya Lanjar
jiwo
tidak terlepaskan dari proses
dialektika
masyarakat yang selalu bergerak atas kendali politik
dan dengan sadar
lanjar
jiwo
mempraktiskan pemahaman
tersebut lewat kerja-kerja politik.
Dari
sinilah bisa dilacak bahwa peranan
pemahaman
ideologi politik
lanjar
jiwo
menuju estetika
yang nantinya akan bermuara pada modernitas dan otentik
akan keindonesiaan.
Setiap gerak zaman
di hasilkan oleh dialektika
realitas
dan pemikiran
filsafat
merupakan Jawaban terhadap zaman
yang dihadapi.
*1.Pidato
Dr. A.H.Nasution, Menteri Koordinator Kompartimen Pertahanan
Keamanan/Kepala Staf Angkatan Bersendjata,pada Agenda Konferensi
Sastra dan Seni Revolusioner (KSSR).
*2.
Baca Mikhail Liftschitz dan Leonardo Salamini, Praktis
seni;Marx dan Gramsci.(Ainea).Baca
juga buku Eka Kurniawan,Pramoedya
Ananta Toer dan Sastra Realisme Sosialis,(Yogyakarta:
Yayasan Aksara Indonesia,1999,hlm.54
*3.
Filsafat materialiasme merupakan pandangan yang berpendapat
bahwa,diluar kesadaran kita,terdapat dunia
eksternal yang independen terhadap kesadaran apapun,namun bisa
direfleksikan dalam kesadaran kita;pandangan yang berpendapat bahwa
totalitas obyek-obyek di dunia eksternal merupakan materi yang
menentukan (penentu),dan kesadaran merupakan Produk dari
sistim-sistim
Material tertentu,yakni organisme Hidup yang memiliki sistim syaraf
dan otak,Lorens
Bagus, Kamus
Filsafat,(Jakarta:Gramedia,2005),hlm.593
*4.Ibid
*5.Baca
Eka Kurniawan dalam tulisan tentang "
Realisme Sosialis",Kompas,5
agustus 2006
*6.Ibid
*7.
Ibid
*8.
Pramoedya Ananta Toer,
Realisme
Sosialis dan Sastra Indonesia,(Yogyakarta:Lentera
Diantara,2003),hlm.18
*9.
Sudjojono,Seni lukis,Kesenian dan Seniman,
(Yogyakarta :Yayasan
Aksara Indonesia,2000)hlm.x
Tidak ada komentar:
Posting Komentar